Kamis, 12 September 2013

#MlayuNdalu #NightRunning 2



#MlayuNdalu #NightRunning Sebagai Program Reguler
L-Men Community Yogyakarta

            Bangga sebagai warga Jogja yang ingin mempopulerkan gaya hidup sehat ala anak muda namun juga menjunjung kebudayaan. Pada tanggal 22 Agustus 2013 sekaligus momentum Syawalan bagi anggota keluarga komunitas ini kami menyelenggarakan #MlayuNdalu atau #NightRunning , olahraga lari di malam hari. Begitu menggelitik telinga warga Jogja mendengar “Mlayu Ndalu” terlebih dengan style kami dengan headlamp yang dipasang di dahi dan begitu semarak dengan warna pakaian olahraga lari lengkap dengan sepatu ramai bersorak di malam hari. Memecahkan dinginnya malam setelah redupnya senja di tanah Jogja.
            Pada kesempatan saat itu master point kami adalah Alun-alun Selatan. Satu demi satu peserta Mlayu Ndalu datang, pastinya dengan senyum sapa dan semangatnya. Rute Mlayu Ndalu kedua ini adalah mengitari wilayah Keraton Yogyakarta yaitu Alun-alun Selatan menuju ke Alun-alun Selatan kemudian kembali lagi ke Alun-alun Selatan. Tentunya dengan melewati Jalan Wijilan tempat bisa kita jumpai makanan khas Jogja yaitu Gudeg Wijilan, melewati Keraton Yogyakarta istana megah raja Jogja Hamengkubuwono X dan juga melewati Taman Sari Istana Kolam sebelum sampai ke Alun-alun Selatan.

            Dari Mlayu Ndalu pertama yang kami adakan pada buka Juli, sudah banyak pertanyaan mengapa harus lari malam-malam. Pada kesempatan kali ini L-Men Community Yogyakarta (@LMenJogja) ingin memperkenalkan bahwa sebenarnya olahraga tidak melulu bisa dilakukan di pagi atau sore hari namun juga bisa dilakukan pada malam hari. Terlebih apabila dari pagi hingga sore hari kita telah disibukkan oleh dengan sekolah, kuliah atau pekerjaan kita, waktu yang bisa kita manfaatkan adalah malam hari. “Kesibukan Sudah Bukan Jadi Alasan Kita Tidak Berolahraga” itulah yang ingin juga kami sampaikan kepada masyarakat Jogja. Sengaja kami memilih rute yang ramai akan kerumunan orang dulu yaitu melintasi Malioboro pada Mlayu Ndalu kedua kami memilih Alun-alun yang juga merupakan icon dari Kota Yogyakarta.
            Sekaligus juga ingin mengenalkan objek-objek wisata maupun budaya di Yogyakarta yang bisa dinikmati di malam hari, akan menjadi sarana yang sangat pas juga ketika diikuti oleh wisatawan baik domestik maupun asing sedangkan untuk warga Jogja sendiri juga bisa lebih memahami bahwa pentingnya kita memelihara budaya kita sendiri yang kemudian bisa kita jual sebagai komoditas wisata memperkenalkan inilah Jogjakarta, inilah Indonesia.
Sebelum pulang kami pun masih melanjutkan dengan untuk sekadar beristirahat menikmati malam di Alun-alun Selatan yang begitu ramai akan hiruk pikuk warga Jogja dan para wisatawan. Sengaja kami memesan wedhang ronde, minuman khas Jogja, wedhang(minuman panas) jahe dengan kolang-kaling, kacang tanah, ronde (bola-bola tepung beras), namun yang istimewa malam itu adalah wedhang jahenya dari Nutrisari W’dang (@W_dank), aroma jahe yang lembut, menghangatkan dan yang pasti Indonesia banget. (rr)
           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar